01 Desember 2008

Hati Kita...

Kemungkinan diri ini akan sering menangis. Karena melihat realitas yang sering tidak sesuai dengan kenyataan. Banyak sekali sisi dari lingkunganku tidak sesuai dengan keharusannya. Tidak sesuai dengan bidangnya, tidak sesuai dengan yang semestinya. Astagfirullahal’adzim, aku hanya bisa mengeluh,,

Sobat, kalau dipikir2... sampai males lagi mikir. Dakwah kita di Jama’ah Shalahuddin UGM sudah baikkah? Sudah maju kah? Sudah membawa perubahan ke arah yang lebih baikkah?

Shalahuddin, nama yang begitu agung, begitu megah untuk kita hancurkan dengan kultural yang tidak mencerminkan maknanya, sobat. Kita tidak bisa menafikkan, dakwah ini butuh orang yang keren. Yang mampu mengaplikasikan kondisi ruhiyahnya dengan kerja2 teknis dakwah yang menarik.

Dakwah itu butuh keikhlasan, sobat. Tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik saja. Kondisi hati sangat berpengaruh, terhadap kerja-kerja dakwah kita. keberkahan dakwah kita tercermin dari kondisi hati kita. Rawatlah ia sobat, rawatlah seonggok daging itu. Jangan sampai ia terkotori hingga kelam warnanya. Berikan ia vitamin kajian setiap hari. Buatlah ia bersinar hingga raga kalian tergerak oleh sinarnya.

Kenyamanan dan ketenangan akan kau rasakan, ketika kau sudah mulai menguasai hatimu. Dan dakwahmu akan indah, oleh sinar pancaran hati kita yang menggerakannya. Yakinlah, Allah begitu dekat dengan kita, jadi tengoklah IA selalu untuk menjaga hatimu untuk tetap bersinar. Dan kau pun, akan cantik karenanya...

13 Oktober 2008

Sahabatku, Guruku, Abangku, Pasienku

Percaya nggak percaya dah, aku juga bingung nieh, yang jelas disini aku mau cerita tentang sebuah kisah (cieee...) tenang aja, jangan dulu tutup mata atopun telinga. Uni nggak akan cerita tentang Cinderella yang cantik jelita or putri salju yang kebluk karena tidur mulu sih, (^-^), pinokio juga bukan, karena secara gitu setelah denger cerita ni, hidungmu nggak bakalan tambah panjang kok, hehe... yup, cukup untuk mengawali pembukaan yang aneh ya... begini, pernah nggak sih, kalian punya temen yang aneh? Waduh, pertanyaannya juga rada aneh ya? Hehe, begini... aneh dalam artian beda aja dari temen2 normal yang lainnya. Ada beberapa nominasi untuk temen kita yang disandang aneh, yaitu tidak bersikap wajar, berlebihan, telmi, dll. Ya, meski memang kejam, tapi itu juga sering kita sebut aneh tho... nah, aku mw sedikit cerita neh, aku punya temen, anaknya cool banget sieh (he, semoga nda ketahuan siapa), secara gitu dah dewasa (terus kenapa, kalo dewasa?), iya, dia itu menurut saya orangnya aneh, kenapa? Karena dia suka bertindak semaunya, pelupa banget pula, udah gitu, banyak kejadian yang ngak wajar dilakukan oleh temenku (waduh, tragis ya... eit, tunggu dulu, buat temen2ku, sohibku, dll. Yang dah baca nieh tulisan, moga nggak merasa tersindir, hihe... yah, kadang kita nggak perlu merasa bahwa, kita adalah orang yang paling dipikirkan oleh sohib kita, iya nda?) ok, lanjut... jadi aku tuh nganggep dia adalah orang yang harus aku jaga (baik fisiknya, hatinya, perasaannya, cie... aku baik banget ya? J), mpe aku kayak mbok2 yang selalu hawatir ama anaknya. Tau tuh, XL (Xtra Lebai) banget ya... wal hasil aku di cap jadi ahli psikologis dah, udah gitu aku kayak ahli kejiwaan dia, jadi kalo ada apa2 tentang dia, temen2 yang lain nanyanya ke aku (khemm...), meski yah... kadang aku juga ogah kalo menceritakan ttg sifatnya keorang lain yang blm paham. Tentunya bukan bermaksud ghibah donk, hanya sekedar mentabayunkan ttg sifatnya. Hehe, aku jadi psikolognya ya... beruntungnya beliau punya temen sepertiku (haha...). tapi sohibku itu banyak kelebihannya lho, hmm kalo kalo kalian dah kenal pasti tersanjung dah dengan kedewasaan dan kebijakannya (hiks hiks... meski aku berat banget ngomong ini, kalo ada dia, pasti ke ge er an, tapi nda apa2 lah, demi terciptanya kedamaian dunia, hohoho...) iya, dia dewasa banget, dan terbilang tdk pandang bulu kalau melihat sesuatu, jadi kalau dia liat aku salah, ya bilang salah. Terus nasehatin aku panjang lebar, disuruh gini- disuruh gitu, baiknya uni kayak gini dan gitu. Hmm , kerasa bener dah kayak guruku atau akang dirumah, hehe,.. dia tidak akan membicarakan sesuatu untuk menghiburku kalo dia tahu agak salah bertindak. Meski dia juga tahu, aku pasti bakal hujan air mata, tapi... mungkin demi membela kebenaran dan keadilan juga kali ya, jadi dia juga sering ngingetin aku. Tapi, enaknya, kalo dia ngasih saran, biasanya aku langsung bersiap siaga ogah dengerin gitu, hehe... males banget dah, soalnya bener2 kelihatan sok dewasa n sok bijak banget. Meski hati kecilku ini juga bilang, hmm sodaramu itu ternyata emang lebih cool darimu lho, Ni. Hahaha... dia lebih bisa menjaga emosi dari pada dirimu, dia juga bisa menjaga tindakannya, kelakuannya dari pada dirimu, khem... seperti menghianati diri sendiri ya... dan kalo udah kayak gitu, aku hanya bisa mengaguk kecil sambil bilang “ya” abis itu, jauh2 kabur darinya. Hehe... atau bisa juga aku hanya diem tanpa ngomong apapun, hanya dengan agukan kecil, dia udah ngerti sih, kalo aku kabur berarti berhasil mengena kehati kecilku ini. Makanya, sekarang aku lagi belajar neh, buat nggak kabur kalo dia lagi nasehatin or lagi ngomong yang bergaya bijak, hihi... sebenernya bukan karena biar di cap aku dewasa, tapi mencoba untuk menghormati dia,...

Lanjut ya, banyak hal yang didapat sih, kita jadi merasa saling melengkapi. Sebenernya dia juga mungkin nganggep aku ini adalah kritikatornya, psikolognya, atau temen kotak sampahnya kali ya... tak tahu lah, atau mungkin sohibku itu bisa jadi hanya menanggapku seperti anak kecil yang patut dikasihani n dikasih wejangan setiap saat (Hmm, kasihan aku...) Atau... bisa juga dia menganggapku seperti ulat yang sedang mengalami metamorfosa menjadi kupu2 (contohnya jijay banget ya, pake ulat segala, tapi... aku merasa sangat beruntung punya seperti dia, meski banyak orang yang bilang “aku nda sanggup deh Nay, kalo aku jadi elo,” hahaha... (Oh iya, aku sering dipanggil temen2 dgn nama Unay, tahu tuh.. asal katanya dari mana. Yang pasti bukan nyontek di filmnya Ust Rahmat Abdullah lho... “Sang Murabbi”, secara, temenku yang manggil Unay juga dah dari dulu2, katanya dienglihs-in, haha... jadi berubah dah nama Uni jadi Unay... nda apa, nda apa... menghibur temen juga perbuatan yang mulia tho... khemm...), lanjut... temenku sampe bilang kayak gitu coba, aku tahu, itu karena dia belum merasakan betapa aku sangat ingin menjadi sahabatnya (menjadi temenku yang tadi aku anggep aneh itu). Yang akan selalu ada ketika orang lain menjauhinya, yang akan selalu ada ketika orang lain bosan dengan sikapnya, yang akan ada mencoba untuk menjadi temen yang baik. Hmm, nda tahu juga, kenapa aku bisa seperti itu, yang jelas aku hanya ingin melihatnya sehat, melihatnya tegar, melihatnya tersenyum, melihatnya seperti biasa dimata temen2ku yang lain dan dimata temen2nya, yang jelas, aku sangat menginginkan dia tumbuh tanpa kekurangan air dan cahaya matahari. Oleh karena itu, aku ingin menjadi air dan matahari itu, untuknya. (sip,)

09 Oktober 2008

Sahabat...

Ombak berkejaran di kejauhan
Riang, tanpa beban
Gemuruhnya penuhi syaraf pendengaranku
Begitu riuh saingi gemuruh hatiku
Tapi...
Dia tak bisa rasakan kebahagiaan itu
Karna ia bukan manusia
Aku seorang manusia
Bisa merasakan
Kebahagiaan atau kesedihan
Aku seorang manusia
Bisa merasakan
Indahnya persaudaraan
Sahabat...
Di manapun Kau
Kau tak pernah sendiri
Aku slalu ada saat kau butuh
Sebisaku...
Tapi...
Ada yang akan slalu ada
Allah slalu bersama kita...

Aku mencintaimu karena-Nya

Harapanku, padamu...

Semoga diiklhaskan sobat, semoga kita juga dimudahkan. Sungguh, aku tidak bisa berbuat banyak untukmu. Aku tidak bisa berbuat banyak, aku juga bingung harus membantumu dalam hal apa, kau juga tidak pernah cerita banyak padaku. Padahal, sungguh aku begitu sangat menharapkan kau bisa terbuka padaku. Berharap agar kau nyaman disini, tapi rupanya tidak cukup buatmu. Tidak cukup buatku juga untuk kau mempercayaiku. Entah sampai kapan, kau akan mulai percaya padaku, dan Percaya pada temen2 kita. Aku merasa kau adalah orang yang pengecut. Yang lari ketika tahu kondisi kita memang tidak ideal bahkan jauh dari sempurna. Aku merasa kau begitu pengecut untuk seorang ketua. Entahlah, sebenernya aku ingin menegurmu. Tapi, pasti kau akan kabur. Pasti kau akan kabur karena merasa keberatan, dan terbebani. Apa arti amanah buatmu sobat? Dakwah ini, apa artinya buatmu? Kau sering menasehatiku ttg urgensi amal jamai, urgensi keaktifan kita di tim, dll. Tapi apa sobat, yang kudapatkan darimu adalah penurunan. Penurunan, baik kualitas maupun yang lainnya.

Bukannya aku protes padamu, hanya ingin meluruskanmu saja. Meski aku yakin, kepahamanmu ttg apapun jauh melebihi kepahamanku. Sobat, aku hanya ingin kau kembali, kembali ceria seperti dulu ketika aku belum mengenalmu, belum tahu siapa kau.

Aku harus menyikapimu seperti apa? Seperti apa?

Satu sisi aku ingin menjadi sosok diriku, yang selalu ceria dengan siapapun. Tapi, denganmu aku tak bisa, kau begitu dewasa, kau begitu sempurna, sungguh... hingga aku tidak bisa berkutik di depanmu. Bahkan bersikap menjadi sosok uni yang bawel dan cerewet juga tidak ada ketika aku bertemu dan ngobrol denganmu. Aku bisa ngobrol dengan siapapun, selama apapun, tentang appapun. Dan aku juga bisa nyaman dengan mereka. Tapi dengan mu? Denganmu aku harus tampil normal, denganmu aku tidak bisa bicara keras seperti diriku sesungguhnya. Tapi, aku tahu, itu dulu. Sekarang aku sudah bisa terbuka, dan sudah bisa ngobrol normal. Hehe... melupakan bebanku yang harus perfeck jika ngobrol denganmu. Mungkin semua orang akan merasakan yang sama kali ya...

Ya ya ya... kau perfeck meski banyak yang kulihat kekuranganmu. Tapi ku anggap tidak ada, karena aku sudah merasakan ukhuwah denganmu. Sobat, tersenyumlah, kali ini saja. Untukku, untukku...

Hidup itu seperti toko buku, yang dimana didalamnya ada bacaan ringan dan ada bacaan berat. Tapi sayangnya, kebanyakan orang hanya mencari bacaan ringan ringan saja, meski yang paling baik untuknya adalah bacaan berat itu.karena didalamnya, terdapat banyak petunjuk, banyak nasehat...

Terus, apa?

Aku, Kamu, Kita

Aku tahu kita ada karena apa,
Aku juga tahu, kita sekarang bersama juga karena apa,
Aku tahu, kenapa kita ditakdirkan bersama,
Kau tahu tidak, sobat?

Hmm, bertemu denganmu adalah hadiahku
Berteman denganmu adalah Impianku
Mengenalmu adalah harapanku
Dan hidup bersamamu adalah keinginan terbesar yang harus dikabulkan

Sobat, aku mencintaimu, karenaNya