07 Januari 2009

Semangat itu... Ada donk....

Terlahir dari sebuah pemikiran ideal, tapi berakhir dengan sebuah harapan baru, yang mana mampu melanjutkan cita-cita masa kita sekarang­­­­--- itulah yang seharusnya.

Tetapi, tidak usah bersedih hati juga, ketika apa yang kita dapatkan tidak sesuai dengan rencana atau tidak sesuai dengan yang diharapkan. Karena, pasti ada sesuatu yang tersembunyi di balik itu, dan rasakan kenikmatan untuk mencari hal tersebut.

Yakinlah, bukan tidak mungkin, ketika kita ingin mewujudkan suatu hal yang besar, itu tidak akan tercapai. Tapi, yakinlah, bahwa semuanya itu butuh proses, melewati proses, dan kita... akan menjadi orang yang pertama kali melihat buah dari hasil proses kita itu.

Ketika kita ikhlas mendapatkannya, itulah sikap yang seharusnya di miliki seorang muslim.

Tetapi, ketika kita merasa bahwa apa yang selama ini kita usahakan sia-sia karena kurang berhasilnya sebuah perencanaan dakwah. Yakinlah, kalau sikap tersebut patut kita hindari, dan bergabunglah dengan barisan orang yang tidak mudah putus asa, pantang menyerah. Dan raihlah kemenangan, tanpa kau kira sebelumnya. Insya Allah...

Senyummu ^^

Di bias senyummu yang menawan...

Ada rasa kusimpan... yang mekar seelok mawar

Senyummu...

Seperti matahari yang baru terbit,

Bak pelangi di bias ujung langit,

Melihat Senyummu...

Hidup semakin indah maknanya

Karena cinta dan ukhuwah bergema dari sudut jiwa

Senyummu...

Bahasa persahabatan yang indah...

(Special to: My Sisters “Bunga Mujahidah”)

06 Januari 2009

Be Your Self, UKh...

Aku tidak akan mengerti sosoknya seperti apa, dan sosokku seperti apa. yang jelas, dari beberapa peristiwa antara aku dengannya menghasilkan banyak sekali kesimpulan, bahwasanya aku hanya seorang yang masih anak-anak, perlu banyak pelurusan dan arahan dari orang lain. Sedangkan dia adalah sosok yang dewasa, karena sering sekali menjumpainya lebih bijaksana dalam menyikapi sebuah peristiwa.

Salahkah aku, ya Allah... di lahirkan telat, 2 tahun lebih lama darinya. Sehingga aku harus berfikir ekstra untuk memahami setiap makna katanya. Aku terlalu bodoh kah? Atau dia yang terlalu pintar? Ada rasa minder dalam diri ini untuk bergabung dengannya atau berbicara dengannya. Aku hanyalah seorang Uni yang sedang ingin mengerti makna hidup lebih mendalam. Aku hanyalah seorang Uni yang mencoba untuk memahami setiap kejadian di dunia ini, entah itu hikmah, atau apapun.

Bukannya menghindar, bukannya aku hanya bisa diam. Tahu kah kau, dalam setiap percakapan kita selalu ada kehawatiran dalam diri ini. Kehawatiran kalau kau menertawaiku, kehawatiran kalau aku salah ucap. Sebenernya aku tidak boleh seperti itu, tapi kenyataannya memang begitu, dan antara kau dan aku sangat berbeda. Aku hanya orang yang mampu untuk bisa mengungkapkan dengan bahasaku, sedangkan kau? Kau mampu memakai dengan bahasa apapun, sesuai dengan keinginanmu.

Terlepas dari itu semua, hanya satu yang kuperlukan sekarang. Yaitu vitamin, vitamin yang senantiasa mengingatkanku akan pentingnya memperbaiki diri, mengerenkan diri, agar tidak ragu, agar tidak hawatir agar diri ini tertinggal dari yang lain. Jadi diri sendiri, itu yang selama ini aku perbuat, mungkin aku akan melestarikannya segera. Hehe....