Hmm, sudah berapa hari ya nda nulis neh… kangen juga bisa ngetik langsung di laptop.
Bulan Januari, bulan istimewa, bulan keajaiban, bulan revolusi, dan bulannya walimah kali ye.. tahu neh, abisnya, temen-temenku semuanya pada melasungkan akad nikah di bulan ini. Terhitung dari minggu pertama, my sister si Ika (Psiklogi’06) melasungkan akadnya. Hehe, sampai sempet nyindir ke temen sebelah yang udah ngebet juga… hehe, Endah, I’m sorry. Abisnya, gue seneng banget ngeledekin elu. Moga cepet nular ke elu, hehe… kalo ke gue, entar dulu deh. Masih sedang menikmati kejayaan nikmatnya berdakwah dengan keikhlasan seorang diri.
Eits, jangan sampai nimbulin persepsi yang berbeda ya… bukan apa-apa sih… bukannya diriku tidak setuju dengan adanya nikah muda. Apalagi dengan nikah pas kuliah. Hmm, no coment deh. Tapi semoga aja nggak terjadi, karena aku masih nggak ada rencana tuk nikah pas kuliah, hoho… bayangan buat jadi Menteri Lingkungan Hidup lebih nyata di depan mata, dari pada untuk menjadi seorang istri pas masih kuliah. Waduh, kejauhan berpendapat neh… Kalau kata Direktur LPI (Lembaga Pengembangan Insani), Bunda Nu’ pas dateng silaturrahim ke etoser akhwat jogja, ketika dimintai pendapatnya kenapa seorang etoser tidak boleh menikah dulu, hehe… penjelasanya cukup panjang banget neh, kita diceritain dari pendidikan di
Beliau bercerita, anak-anak yang mendapatkan bangku kuliah di
Kalo aku? Aku jadi inget kata-kata seorang akhwat, yang dulu menjebloskanku ke jalan ini. Dia bilang suatu hal, yang ketika itu beliau sedang di khitbah oleh seorang ikhwan, dia bilang “Neng, yang pasti pikirkan kematian, karena kepastian merupakan suatu keniscayaan. Kalau menikah? Blm tentu dialami oleh semuanya.” Hehe, jelas aja aku hanya senyum sambil mencoba menebak-nebak… nih anak kenapa ngasih aku wejangan aku kayak gitu ya? Khemm, maklum masih polos banget dulu…
Yang jelas, apapun yang kamu lakuin, yakinkan… bahwa itu sudah dipirkan matang-matang, sudah dipikirkan baik-buruknya, sudah dipikirkan dengan hati yang jernih, agar nantinya tidak menyesal, agar nantinya benar-benar yang ada hanya senyuman kemenangan dari kita. Yang jelas, kita hidup di dunia ini tidak sendiri, masih banyak orang lain yang membutuhkan uluran tangan kita, masih bayak orang-orang yang harus kita rangkul, harus kita beri uluran tangan kita tuk dapat hidup lebih baik. Insya Allah… yang jelas, pastikan hidup kamu itu bermanfaat untuk orang lain. Jangan sampai kita menjadi pribadi yang buruk, yaitu pribadi yang mana tidak diharapkan kebaikannya sama sekali, pribadi yang tidak aman dari kejelekannya (H.R Thabrani).
Keep smile, n have barokah day… lakukanlah sesukamu, buat nyaman hidupmu, dan yakinkan bahwa setiap detik yang kita lakukan adalah membawa kemanfaatan. Kemanfaatan yang tidak hanya untuk kita, tapi juga kemanfaatan untuk saudara-saudara kita. Insya Allah… (14 Jan 09)