10 Mei 2009

Apa kabar hati? Apakah ia masih sebening embun pagi hari?

Malam ini hujan begitu cantik, turun dari singgasananya yang penuh dengan kasih sayang, kasih sayang untuk menurunkan sebagian titik-titik air ke bumi yang sudah terhina oleh manusia ini. Tapi diriku, hatiku? Entah sedang berkelana kemana. Yang pasti, hujan ini begitu setia menemaniku berjalan pulang ke asrama, indah memang, bahkan mengasyikkan sekali ditemani oleh salah satu hasil penciptaanNya yang begitu menyejukkan hati. Sejuk, dingin, tapi sungguh hati ini sangat menikmatinya. Terbersit sebuah lagu yang sering aku dengar dengan teman halaqohku, hmm... hujan begini memang cocoknya dibarengi dilatarkan kita sedang berkumpul dengan orang yang kita sayangi, kita cintai, kita kasihi, atau bahkan sedang kajian bareng, pasti seru deh... semakin tambah konsentrasinya kita pada topik yang dikaji oleh ustadz. Atau malah semakin serunya kita mengobrol dengan teman sebelah? Hmm, patut di evaluasi neh...
Hmmm, kaifa haluk hati? Hehe, diri ini mencoba untuk menetralkan hati ini, mencoba untuk memutihkannya kembali, menyehatkannya kembali, membersihkannya kembali dari serpihan-serpihan kotor, dari penyakit-penyakit kecil yang mungkin akan membahayakan hati ini sehingga tidak masuk kedalam JannahNya.
Kaifa haluk hati? Hmmm, pertanyaan itu kembali kuberanikan untuk kutanyakan dalam diri ini. Apa kau sedang sakit? Atau sedang sekarat? Atau sedang merindukan sesuatu? atau sedang gamang, tak menentu.
Kaifa haluk hatiku? Hujan ini seharusnya mampu membuat jasad ini menjawab pertanyaan itu dengan mudah dan lebih cepat. Hmm, daku hanya bisa tersenyum, berjalan menunduk mencoba untuk memaknai setiap udara yang masuk kedalam paru-paru ini, mencoba untuk kembali menata hati ini agar terbiasa jujur dengan diri sendiri. Kaifa haluk hatimu, ukh? Apakah ia masih sebening embun pagi ini??

Tidak ada komentar: