10 Mei 2009

Untukmu Saudaraku... Dari Hatiku, untuk Surga yang akan kau lihat, beberapa detik lagi. Amin...

Ternyata takdir itu hanya Dirinya yang tahu, manusia mana sih yang akan tahu kapan dia meninggal? Manusia mana sih yang tahu dirinya bakalan tenggelam. Hmm, satu hal yang musti diambil pelajarannya ukh, takdir itu berlaku untuk siapa saja, Allah tidak akan memandang siapa diri anti. Allah nda memandang anti sebagai anak UGM, Allah juga tidak memandang apakah anti anak pak kiai, atau anak presiden. Semuanya akan mendapatkan takdir itu, tanpa terkecuali
Malam ini satu mujahid dipanggil olehNya. Aku hanya bisa terdiam, sesekali mencoba untuk memaknai apa yang sedang Allah rencanakan padaku lewat kejadian-kejadian yang terjadi disekitarku. Iya, ternyata satu mujahid sudah terpanggil olehNya, aku merasa dia masih disini, berjuang bersama diriku dan teman-teman yang lain di kampus biru yang penuh teka-teki.
Apa kabar saudaraku? Meski diriku tidak mengenalmu dengan baik, tapi entah kenapa diriku merasa dekat denganmu. Aku disini hanya bisa berdo’a dan mencoba mengambil pelajaran dari apa yang terjadi denganmu, dan hikmah dari kehidupanmu.
Untukmu saudaraku, aku hanya bisa mendoakan dari hati. Entahlah, semoga ini menjadikan dirimu melihat surgaNya dengan tidak lama lagi.

Tidak ada komentar: